Sikabau,Tegassumbar - pembangunan jembatan gantung yang sangat dinantikan warga Jorong Sikabau, Nagari Ranah Koto Tinggi, Kecamatan Koto Balingka, Pasaman Barat sebagai akses utama pertanian sekaligus jalur evakuasi bencana, kini tinggal puing kekecewaan. Pembangunan Infrastruktur vital ini dilaporkan telah setahun lebih tanpa kejelasan, padahal wilayah tersebut memiliki representasi kuat di lembaga legislatif daerah, yakni seorang anggota sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Jembatan gantung ini merupakan akses vital perkebunan warga memiliki fungsi memperlancar distribusi hasil bumi petani, jalan alternatif dan satu-satunya jalur evakuasi saat terjadi bencana alam seperti Gempa dan Sunami.
Kondisi jembatan yang tak kunjung dibangun telah menimbulkan kerugian ganda bagi masyarakat. Para petani kini harus menempuh jalur sungai menggunakan Perahu yang mengakibatkan biaya transportasi hasil pertanian membengkak dan waktu tempuh yang lama.
“Sudah setahun kami kesulitan. Hasil panen jadi mahal diangkutnya, biasanya bisa melewati jembatan namun sekarang kami harus sewa perahu 1x10.000, jadi pulang pergi butuh biaya 20.000 minimalnya,” keluh seorang warga, petani setempat. “Yang lebih kami khawatirkan, kalau tiba-tiba terjadi bencana, jalur evakuasi kami tidak ada. Kami merasa dibiarkan dalam bahaya.”tambanya.
Ironisnya, kegagalan pembangunan jembatan ini terjadi di daerah pemilihan yang menjadi basis politik dari Bapak Dirwansyah, SH, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Pasaman Barat. Keberadaan tokoh politik dengan posisi strategis seharusnya menjadi jaminan bahwa proyek prioritas masyarakat dapat diutamakan, diperjuangkan, dan didorong penyelesaiannya.
“Kami tahu Bapak Dirwansyah itu orang sini, bahkan beliau Ketua Dewan. Tapi kenapa pembangunan jembatan ini tak kunjung dilaksanakan sudah setahun lebih? Kami mohon beliau turun tangan dan menepati janjinya,” ujar Ibu yang tidak mau disebutkan namanya, yang turut merasakan dampak kesulitan akses.
Perlu diketahui bahwa jembatan gantung Sikabau putus pada Rabu, 25/8/2024 dan sempat ditinjau oleh bupati Pasaman Barat dan Ketua DPRD beserta pejabat terkait pada kamis, 19/9/2024 dan berjanji akan segera menganggarkan sebesar 200 juta untuk pembangunan jembatan putus tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Daerah maupun Ketua DPRD terkait penyebab pasti mangkraknya pembangunan jembatan ini. Isu yang beredar menyebutkan adanya kendala anggaran.
Masyarakat Jorong Sikabau, Nahari Ranah Koto Tinggi berharap janji tersebut bukan sekadar retorika politik, melainkan aksi nyata yang dapat segera mengakhiri penantian panjang mereka terhadap akses yang aman dan layak demi kelancaran ekonomi dan keselamatan jiwa warga Sikabau.(RY)


Posting Komentar