Total Kerusakan Infrastruktur Dampak Bencana Hidrometeorologi di Pasaman Barat Capai Rp 571,3 Miliar
Tegassumbar - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), mengatakan perkiraan kebutuhan anggaran penanganan dampak bencana mencapai Rp 571,305 miliar. Nominal yang tidak sedikit sebagai representasi besarnya dampak bencana alam yang melanda sejumlah wilayah dan merusak berbagai fasilitas vital masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat.
Jhon Edwar, selaku Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat menyampaikan, kebutuhan anggaran tersebut dipergunakan untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak dampak bencana Pasaman Barat diantaranya perbaikan jalan, jembatan, gedung, irigasi, pengaman pantai, hingga infrastruktur air minum dan air bersih.
"Besarnya angka kebutuhan anggaran itu digunakan perbaikan jalan, jembatan, gedung, irigasi, pengaman pantai, infrastruktur air minum atau air bersih," jelas Jhon Edwar, pada Selasa 23 Desember 2025. Ia juga menyampaikan, berdasarkan data sementara, total kerugian infrastruktur akibat bencana tercatat sebesar Rp197,120 miliar.
Dari angka kerugian tersebut, perkiraan kebutuhan anggaran perbaikan kerusakan infrastruktur bencana Pasaman Barat mencapai Rp571,305 miliar guna memastikan seluruh fasilitas bisa kembali berfungsi dengan maksimal.
"Kebutuhan anggaran itu telah kita sampaikan ke pemerintah pusat melalui Pemprov Sumbar," sambungnya.
Jhon menyampaikan rincian kerusakan jalan amblas yang terjadi di 11 titik wilayah, meliputi Pamatang Panjang dan Ranah Koto Tinggi di Kecamatan Parit Koto Balingka, Batahan Tengah dan Batahan Barat di Kecamatan Ranah Batahan, jalan Kajai di Kecamatan Talamau, hingga ruas jalan di Talu, Katiagan Mandiangin, Air Bangis, Aek Nabirong, serta Sinuruik.
Selain jalan, kerusakan jembatan juga cukup signifikan dengan total 13 unit jembatan yang terdampak diantaranya di Ranah Koto Tinggi, Batahan Tengah, Talu, Sikabau, Koto Gadang Jaya, Kanai, Maligi, Sasak, Situak, Sikaping, Kajai, hingga Paraman Ampalu. Sementara, kerusakan gedung terdapat di dua lokasi, yakni ruang kelas dan toilet SDN 14 Kecamatan Ranah Batahan serta pagar pembatas kantor Wali Nagari dan irigasi Desa Baru.
Untuk irigasi, terdapat 23 titik kerusakan, pengaman pantai rusak di 14 titik. Tak hanya itu, delapan infrastruktur air bersih juga mengalami kerusakan.
"Ini data sementara keseluruhan kerusakan infrastruktur dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang. Sedangkan untuk rumah, pertanian, perkebunan, perikanan sarana pendidikan dan kesehatan masih didalam proses perekapan," jelasnya.





