Tragedi ini memicu keprihatinan luas. Komunitas Anti Tawuran Sumatera Barat menyatakan tidak lagi sanggup melihat nyawa generasi muda melayang sia-sia. Mereka menegaskan bahwa tidak ada alasan apa pun yang bisa membenarkan aksi kekerasan yang berakhir dengan kematian. Norma sosial, nilai budaya, hingga ajaran agama jelas menolak tindakan brutal tersebut.
“Nyawa melayang begitu mudah. Darah segar kembali bercucuran akibat tawuran yang tidak masuk akal dan tidak sejalan dengan nurani. Kami tidak kuat lagi melihat peristiwa memilukan ini terjadi berulang kali,” ujar Ketua Komunitas Anti Tawuran Sumbar, Sari Lenggogeni, dalam pernyataan sikapnya.
Sari menambahkan, komunitasnya tidak bermaksud menyalahkan pihak tertentu. Namun, ia menegaskan bahwa sudah saatnya langkah nyata diambil agar tragedi serupa tidak kembali berulang. Ranah Minang yang dikenal beradab, katanya, tidak pantas ternoda oleh perilaku yang mengabaikan nilai kehidupan.
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, memberikan respon tegas atas dukungan masyarakat ini. Ia menekankan bahwa Polda Sumbar berkomitmen kuat memberantas tawuran hingga ke akar-akarnya. “Kami tidak akan memberikan ruang bagi aksi tawuran. Setiap pelaku akan ditindak tegas sesuai hukum. Ini demi keselamatan generasi muda kita,” tegasnya.
Bagi Komunitas Anti Tawuran, dukungan kepada Kapolda Sumbar adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan anak bangsa. Mereka meminta aparat kepolisian mengambil langkah strategis, efektif, serta terus melakukan pencegahan dini di lapangan. Harapannya, tidak ada lagi korban sia-sia akibat aksi yang seharusnya tidak terjadi.
Selain itu, komunitas menaruh keyakinan penuh pada kepolisian. Mereka percaya semangat Tri Brata dan semboyan Rastra Sewakotama akan menjadi fondasi kokoh bagi Polri dalam menjaga keamanan, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan kepada masyarakat. Dukungan ini menjadi bukti bahwa masyarakat siap berjalan beriringan dengan aparat.
Menariknya, dalam pertemuan di ruang Kapolda Sumbar pada Senin (15/9), hadir pula sejumlah tokoh masyarakat. Tampak Pimpinan Redaksi Infosumbar, Rakhmatul Akbar, yang akrab disapa Camai, serta mantan anggota DPRD Sumbar, Hidayat. Kehadiran mereka memberi pesan moral: perang terhadap tawuran harus menjadi gerakan bersama lintas elemen.
Dengan semakin kuatnya dukungan publik, langkah Kapolda Gatot Tri Suryanta beserta jajaran diyakini tidak akan berjalan sendiri. Komitmen masyarakat, media, dan tokoh publik akan menjadi energi tambahan dalam memberantas tawuran di Sumatera Barat, khususnya Kota Padang. Harapannya sederhana: generasi muda tumbuh dalam suasana aman, jauh dari kekerasan, dan mampu menatap masa depan dengan optimisme.
Posting Komentar