Realisasi penerapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan 8 bulan terhitung sejak 6 Januari 2025 kini menimbulkan polemik publik karena adanya keracunan makanan yang menimpa banyak siswa di beberapa daerah diantaranya yang baru terjadi di Banggai Kepulauan dengan jumlah lebih dari 300 anak keracunan MBG dan Garut Provinsi Jawa Barat 569 anak mengalami kasus serupa pada 17 September 2025. Sedangkan di Kupang itu sebanyak 140 anak diduga juga keracunan setalah mengkonsumsi MBG pada 22 Juli 2025 lalu dan masih banyak daerah di provinsi lainnya mengalami keracunan yang sama setelah mengkonsumsi MBG dengan total perkiraan sementara 5.000 kasus yang tersebar di puluhan kota dan kabupaten di Indonesia.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Qodari Kepala Staf Presiden mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan menyampaikan bahwa lebih dari 5.000 siswa yang terpapar keracunan Makanan Gizi Gratis (MBG) kasus ini diperkirakan akan semakin bertambah jika pemerintah tidak sigap dalam menangani polemik keracunan MBG yang pada saat ini menjadi sorotan publik.
Menilik tujuan program Makanan Bergizi Gratis ini sejatinya memiliki tujuan mulia yakni untuk meningkatkan status gizi masyarakat terutama bagi siswa membantu menciptakan kefokusan dalam belajar, namun aspek keamanan pangan pada program ini harus turut diperhatikan untuk meminimalisir kasus keracunan yang sedang terjadi pada saat ini.
Menyorot apa yang disampaikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkap tiga penyebab utama keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yaitu pertama disebabkan oleh bahan pangan yang terkontaminasi hal tersebut bisa terjadi pada bahan mentah, air pencuci yang digunakan serta lingkungan pengolahan makanan. Penyebab kedua yakni bakteri yang tumbuh dan berkembang hal tersebut biasanya terjadi akibat tidak tepatnya pengendalian suhu dan waktu. Penyebab ketiga karena kegagalan dalam pengendalian keamanan pangan yang berkaitan langsung dengan aspek sanitasi dan higienis proses pengolahan dan penyajian makanan.
Sebagai upaya menindaklanjuti kasus ini Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah melakukan pengambilan sampel makanan di daerah Jawa Barat yang mengalami keracunan MBG untuk mengidentifikasi apakah ini benar keracunan atau tidak. Disamping itu Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi juga memastikan akan ada evaluasi dan sanksi agar kasus serupa tidak terulang lagi serta memastikan bagi anak yang terdampak mendapatkan penanganan yang sebaik-baiknya.
Posting Komentar